Denpasar (Antara Bali) - Umat Hindu di Provinsi Bali melaksanakan persembahyangan di sejumlah pura dalam rangkaian Hari Raya Kuningan setelah sebelumnya merayakan Hari Raya Galungan yang bermakna kemenangan dharma (kebaikan) terhadap adharma (keburukan).
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Sabtu menjelaskan bahwa Kuningan berasal dari kata "uning" dalam bahasa Bali yang berarti mengetahui.
Itu artinya, lanjut dia, umat Hindu diharapkan mengetahui lingkungan sekitar, termasuk mengetahui ajaran kebenaran setelah berhasil menundukkan sifat adharma.
"Umat Hindu diharapkan mengetahui lingkungan sekitarnya dan mengetahui kebenaran setelah berhasil menundukkan adharma. Untuk itu umat harus tetap mengendalikan diri setelah kemenangan dharma terhadap adharma itu," ucapnya.
Sejak pagi sekitar pukul 06.00 WITA, umat Hindu salah satunya di Denpasar, telah bersiap melaksanakan persembahyangan di sejumlah pura mulai dari pura keluarga, pura di lingkungan teritorial hingga pura kahyangan jagat.
Dengan mengenakan busana adat Bali, umat berduyun-duyun mendatangi tempat suci dengan menghaturkan sesajen berupa aneka buah dengan hiasan janur dan bunga dalam suatu wadah menyerupai piringan khusus digunakan sebagai peralatan upacara.
Di Pura Jagatnata Denpasar misalnya, usai melaksanakan persembahyangan di masing-masing pura di kediaman, ribuan umat melakukan persembahyangan serangkaian Hari Suci Kuningan.
Di pura yang terletak di jantung Kota Denpasar itu, umat Hindu yang bersembahyang sebagian besar merupakan warga setempat disamping warga perantauan dari luar Ibu Kota Provinsi Bali itu yang tidak bisa pulang ke kampung halamannya.
Mereka dengan tertib dan khusuk melaksanakan persembahyangan dengan dipimpin oleh pemuka agama Hindu.
Sudiana lebih lanjut menjelaskan bahwa persembahyangan pada Hari Suci Kuningan diharapkan selesai hingga pukul 12.00 WITA karena diyakini Para Dewata dan Leluhur yang turun ke bumi akan kembali ke kahyangan.
Hari Raya Kuningan jatuh setiap 210 hari atau enam bulan sekali berdasarkan pawukon atau wuku Dungulan.
Hari suci itu jatuh tepat 10 hari setelah merayakan Hari Raya Galungan, rangkaian hari raya yang bermakna kemenangan dharma melawan adharma. (WDY)
Umat Hindu di Bali Rayakan Kuningan
Sabtu, 25 Juli 2015 10:10 WIB