Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi
Rp13.308 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.325 per dolar AS.
"Laju mata uang rupiah masih dapat bertahan di area positif meski
cenderung terbatas karena pelaku pasar uang masih mengantisipasi hasil
referendum Yunani dan respon kreditur terhadap hasil referendum
tersebut," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di
Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga disebabkan oleh data penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) bulan Juni yang dirilis di bawah ekspektasi pasar. Ia mengatakan bahwa data ekonomi lainnya yang akan menjadi
penggerak pasar diantaranya data indeks aktivitas sektor jasa di Spanyol
dan Inggris, serta data penjualan ritel di kawasan Euro.
"Data aktivitas sektor jasa dan penjualan Eropa bisa berpengaruh terhadap pasar keuangan global," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
menambahkan bahwa adanya harapan dari pelaku pasar terhadap percepatan
penyerapan pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah pada semester II
yang akan maksimal menambah sentimen positif bagi mata uang domestik. "Sentimen saat ini cukup berimbang sehingga membuat laju rupiah cenderung menguat," katanya.
Terkait Yunani, ia mengatakan bahwa Yunani diperkirakan menerima
proposal pemberian dana talangan dari kreditur untuk menyelamatkan
keuangan negara. Harapan itu cukup memberikan sentimen positif terhadap
pasar keuangan di dalam negeri. (WDY)
Rupiah Menguat Menjadi Rp13.308
Jumat, 3 Juli 2015 15:58 WIB