Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 24 poin menjadi
Rp12.923 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.947 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di
Jakarta, Jumat mengatakan bahwa berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar
uang terhadap kenaikan lebih cepat suku bunga bank sentral AS (Fed fund
rate) menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.
"Belum membaiknya data perekonomian Amerika Serikat mendorong
pelaku pasar uang masih cukup aktif melakukan transaksi mata uang
berisiko, salah satunya rupiah sehingga menahan laju dolar AS di pasar
valas domestik," kata Reza.
Dari eksternal, lanjut dia, akan adanya langkah dari pemerintah
Tiongkok untuk mengatasi perlambatan industri manufakturnya menjadi
harapan bagi investor, situasi itu akan mendorong perekonomian global
sehingga ikut memberikan momentum pada mata uang rupiah untuk kembali
bergerak menguat.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa hampir semua
data ekonomi AS yang diumumkan tadi malam lebih buruk dari periode
sebelumnya sehingga menahan penguatan dolar AS.
Selanjutnya, Rangga mengatakan bahwa perhatian investor akan
perlahan beralih kepada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC)
yang akan diadakan pada pekan depan. "Jika keraguan the Fed meningkat untuk menaikkan suku bunga acuan
maka dapat dipastikan dollar akan mengalami tren pelemahannya," katanya. (WDY)
Rupiah Jumat Pagi Menguat Menjadi Rp12.923
Jumat, 24 April 2015 11:04 WIB