Bogor (Antara Bali) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan menambah
kursi kelas ekonomi dan mengurangi kursi kelas bisnis untuk menyasar
lebih banyak penumpang menghadapi ASEAN Open Sky akhir 2015.
Direktur
Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dalam diskusi "media gathering" di
Bogor, Jabar, Jumat mengatakan rencana strategi tersebut untuk
mempertahankan karakter bisnis garuda sebagai penerbangan "full
service", namun dengan biaya yang lebih murah per kursinya.
"Menghadapi
ASEAN Open Sky ini, kita akan tetap mempertahankan `full service`,
`high quality` tapi `lower cost per seat," katanya.
Arif
menjelaskan dengan mengurangi kelas bisnis sebanyak empat kursi yang
awalnya 12 kursi menjadi delapan kursi, bisa menghemat biaya per
kursinya.
"Misalnya satu kursi itu 50 dolar AS, dengan tambah
kursi ekonomi bisa 45 dolar AS, walaupun banting harga pun sampai 40
dolar AS, kita masih bisa melayani tapi masih bisa dapat margin,"
katanya.
Dia mengatakan akan mengurangi kursi bisnis mulai
Kuartal I akhir pada 2015 untuk pesawat Boing B738 karena dinilai
kompetitif dibanding pesawat "wide body" seperti Boeing-777.
Arif
mengatakan dengan menambah kursi ekonomi akan lebih meraup penumpang
domestik karena pasar domestik menyumbang 34 juta penumpang dari
keseluruhan 66 juta penumpang ASEAN.
"34 juta penumpang itu `linked` (terhubung) dengan Indonesia, artinya 50 persen sudah didukung oleh Indonesia," katanya.
Dia
menargetkan bisa meraup setidaknya 10 juta penumpang regional dengan
pertumbuhan penumpang tidak jauh dengan tahun lalu, yakni 12 persen.
Arif
menambahkan target tersebut dimungkinkan karena dari 21,5 juta
penumpang 40 persen disumbang oleh penumpang regional, artinya delapan
juta penumpang sudah berada di tangan.
Selain itu, dia juga
akan mengoptimalkan seluruh fitur Garuda, mulai dari "full sercive", ATR
dan Garuda Explore hingga ke rute-rute terdalam Indonesia.
"Kita ingin `kaki-kaki` kita sampai ke ujung Raja Ampat, Labuan Bajo, Saumlaki untuk memperkuat `pipeline` kita," katanya.
Dia menyebutkan saat ini telah mengantongi 44 rute untuk pesawat AtR, namun baru 17 rute yang sudah beroperasi.
"Kita akan optimalkan, rute utama kita juga rute-rute yang menyentuh daerah di Indonesia," katanya.
Selain
itu, dengan diraihnya penghargaan penerbangan bintang lima dari lembaga
survei Inggris Skytrax, Arif menilai hal itu menjadikan modal Garuda
untuk lebih memperkuat daya saing di ASEAN Open Sky 2015.
"Nanti kita sebisa mungkin akan meraih yang pertama di antara tujuh maskapai itu," katanya.
Tujuh
maskapai yang mendapat predikat penerbangan bintang lima, yakni
Singapore Airlines, Cathay Pacific Airways, Qatar Airways, Asiana
Airline, All Nippon Airways (ANA), Hainan Airlines dan Garuda Indonesia.
(WDY)
Garuda Tambah Kursi Ekonomi Hadapi Asean Open-Sky
Sabtu, 31 Januari 2015 13:53 WIB