New York (Antara Bali) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar
mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data ekonomi Amerika
yang negatif.
Penjualan jasa ritel dan makanan AS turun 0,9 persen pada Desember
2014 disesuaikan secara musiman, merupakan penurunan paling tajam sejak
Januari 2014, kata Departemen Perdagangan AS pada Rabu.
Kemerosotan tersebut jauh melebihi harapan para analis untuk penurunan 0,1 persen.
Dalam laporan terpisah, departemen mengatakan bahwa persediaan
bisnis naik 0,2 persen pada November 2014 dari Oktober 2014, lebih
rendah dari konsensus pasar yakni naik 0,3 persen.
Selain itu, indeks harga untuk impor AS turun 2,5 persen pada
Desember 2014, penurunan terbesar dalam enam tahun, demikian laporan
Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu.
Sementara itu, harga ekspor turun 1,2 persen pada bulan lalu.
Para analis mengatakan data secara keseluruhan melemah, terutama
penurunan mengejutkan penjualan ritel AS, telah mendorong spekulasi
pasar bahwa Federal Reserve mungkin tidak menaikkan suku bunga sebelum
akhir 2015.
Yen Jepang menguat terhadap dolar AS untuk sesi keempat
berturut-turut, karena permintaan investor untuk aset-aset "safe haven"
meningkat dalam menghadapi pasar ekuitas yang lesu.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama,
turun 0,20 persen menjadi 92,125 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik ke 1,1778 dolar dari
1,1764 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5220
dolar dari 1,5146 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,8148 dolar dari
0,8154 dolar.
Dolar AS dibeli 117,30 yen Jepang, lebih rendah dari 117,73 yen
pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1,0197 franc Swiss dari
1,0209 franc Swiss, dan merosot ke 1,1959 dolar Kanada dari 1,1966 dolar
Kanada, demikian laporan Xinhua.(WDY)
Dolar AS Melemah Tertekan Data Ekonomi yang Suram
Kamis, 15 Januari 2015 7:39 WIB