Denpasar (Antara Bali) - Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang meliputi premium dan solar menjadi salah satu pemicu inflasi di Kota Singaraja, Bali utara yang mencapai 2,80 persen selama bulan Desember 2014.
"Bekas ibu kota Provinsi Bali itu mengalami inflasi 2,80 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 124,47," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, tingkat inflasi tahun kelender Desember 2014 sebesar 10,32 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni Desember 2014 terhadap Desember 2013 sebesar 10,32 persen.
Inflasi tersebut juga sebagai akibat naiknya tarif dasar listrik secara bertahap, adanya perayaan Hari Raya Galungan, Kuningan dan Natal.
Panasunan Siregar menjelaskan, kenaikan harga ditunjukkan oleh meningkatnya indeks kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6,05 persen, kelompok bahan makanan 3,37 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 3,18 persen.
Selain itu kelompok sandang 2,15 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,64 persen, kelompok kesehatan 0,29 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen.
Komoditas yang mengalami peningkatan harga tertinggi selama bulan Desember 2014 antara lain cabai merah, jasa pembuangan sampah, cabai rawit, angkutan dalam kota, pembalut wanita, taris sewa motor, kulkas, kursi dan kayu balokan.
Panasunan Siregar menambahkan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran servei semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 4,53 persen dan terendah di Meulaboh 1,17 persen.
Jika diurut dari inflasi tertinggi, Singaraja menempati urutan ke-16 dari 82 kota yang mengalami inflasi, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
Kenaikan BBM Picu Inflasi Singaraja
Jumat, 2 Januari 2015 15:34 WIB