New York (Antara Bali/AFP) - Harga minyak dunia terjun ke posisi terendah
multi-tahun baru pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah kartel produsen
minyak OPEC memutuskan untuk mempertahankan pagu produksinya di tengah
pasar yang kelebihan pasokan.
Patokan AS, minyak mentah light
sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari,
ditutup pada 66,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange,
jatuh 7,54 dolar AS dari harga penutupan Rabu. Itu penutupan WTI
terendah sejak September 2009.
NYMEX ditutup pada Kamis untuk liburan Hari Tanksgiving.
Ketika
pasar New York ditutup dalam sesi singkat Jumat, di London, minyak
Brent untuk pengiriman Januari merosot di bawah 70 dolar AS untuk
pertama kalinya dalam empat setengah tahun, menjadi 69,78 dolar AS per
barel. Brent menetap di 70,15 dolar AS per barel, turun 2,43 dolar AS
dari penutupan Kamis.
Aksi jual terjadi setelah 12 negara
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (27/11) memilih
untuk mempertahankan pagu produksi kolektifnya sebesar 30 juta barel per
hari, yang telah bertahan selama tiga tahun, mengirimkan harga minyak
mentah terjun.
OPEC menolak untuk memotong produksinya meskipun
kelebihan pasokan telah mengirimkan harga jatuh lebih dari sepertiga
sejak Juni, dengan para analis memperingatkan penurunan lebih lanjut
lanjut akan datang.
"OPEC menegaskan apa yang banyak pelaku
pasar telah perkirakan mempertahankan kuota produksi resmi mereka tidak
berubah," kata analis Sucden, Kash Kamal.
"Banyak investor telah
berharap untuk beberapa langkah maju yang positif karena membanjirnya
pasokan global terus memberikan tekanan turun cukup besar pada harga
mendatang," tambahnya.
Pada pertemuan OPEC, Kamis, di Wina,
kartel berada di bawah tekanan dari anggota miskin, termasuk Venezuela
dan Ekuador, untuk memangkas produksi karena jatuhnya harga sedang
menggorogoti pendapatan dan meningkatkan kekhawatiran atas ekonomi
mereka.
Namun, anggota kartel dari Teluk yang kuat dipimpin oleh
Arab Saudi menolak permintaan untuk mengecilkan keran produksinya
kecuali pasar saham mereka dijamin, terutama di Amerika Serikat, di mana
minyak serpih telah berkontribusi terhadap melimpahnya pasokan global.
Anggota
lain, Kuwait, mendukung langkah tersebut dengan menteri minyak negara
itu Ali Omair mengatakan: "Kami memutuskan bahwa harga akan menyesuaikan
diri berdasarkan penawaran dan permintaan dan bahwa OPEC seharusnya
menjaga pangsa pasarnya agar tidak kehilangan pelanggan."
Dia menyatakan Amerika Serikat juga harus memikul tanggung jawab dan menurunkan produksi minyak serpihnya.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan pada Kamis bahwa ia akan tetap mendorong OPEC untuk memangkas produksi.
Pasar
minyak telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir, tertekan oleh
banyaknya persediaan, dolar yang lebih kuat dan ketakutan permintaan
dalam ekonomi global melemah.
"Keputusan OPEC untuk
mempertahankan produksi adalah alasan utama untuk harga turun cukup
cepat," kata Daniel Ang, seorang analis investasi Phillip Futures di
Singapura.
"Harga cenderung turun untuk sisa tahun ini," katanya kepada AFP.
Ang,
yang erat melacak pasar minyak, mengatakan ia memperkirakan WTI akan
mengakhiri 2014 di "terendah 60-an" dan Brent di "pertengahan 60-an".
(WDY)
Harga Minyak Terjun Setelah OPEC Pertahankan Pagu Produksinya
Sabtu, 29 November 2014 7:59 WIB