Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di
Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah tipis lima poin menjadi Rp12.180
dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.175 per dolar AS.
Analis
Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Kamis mengatakan
bahwa di tengah antisipasi investor terhadap data ekonomi Indonesia pada
awal Desember mendatang, mata uang rupiah bergerak mendatar cenderung
terdepresiasi meski dalam kisaran terbatas.
"Investor
terlihat waspada menanti serangkaian data ekonomi Indonesia yang akan
dirilis pekan depan yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut atas
kondisi perekonomian Indonesia. Investor akan disuguhkan data
manufaktur, inflasi, dan neraca perdagangan Indonesia pada 1 November
mendatang," katanya.
Ia mengharapkan bahwa keputusan
pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi dan kebijakan Bank
Indonesia menaikan BI rate dilakukan pada pekan lalu, diharapkan dampak
positifnya sudah terasa, meski tidak terlalu signifikan.
"Kebijakan terkait BBM telah meningkatkan harapan akan lebih cepatnya
perbaikan defisit transaksi berjalan Indonesia. Ini mungkin dapat
meredam potensi pelemahan rupiah yang berlebihan," katanya.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menambahkan bahwa
pergerakan nilai tukar rupiah masih relatif stabil. Kondisi rupiah yang
cukup stabil itu dimulai sejak pemerintah menaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi.
Pada pekan ini, ia memproyeksikan
bahwa mata uang rupiah akan bergerak di kisaran Rp12.135-Rp12.185 per
dolar AS dengan potensi penguatan cukup terbuka.
Sementara
itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (27/11) ini tercatat mata
uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.179 dibandingkan posisi
sebelumnya di posisi Rp12.160 per dolar AS.(MFD)
Rupiah Kamis Sore Bergerak Melemah Jadi Rp12.180
Kamis, 27 November 2014 18:13 WIB