Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di
Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 14 poin menjadi Rp12.161
dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.175 per dolar AS.
Ekonom
Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa klaim
pengangguran Amerika Serikat yang naik ke level tertinggi dalam tiga
bulan terakhir mendorong mata uang dolar AS tertekan.
"Lemahnya
data ekonomi Amerika Serikat masih akan mempertahankan sentimen dolar AS
melemah di kawasan Asia. Data klaim penganggguran AS naik sekitar
331.000 dari 292.000," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, data
survei tingkat keyakinan konsumen dan penjualan runah di Amerika Serikat
juga mengalami penurunan, itu masih menjadi salah satu sentimen negatif
bagi mata uang dolar AS.
Kendati demikian, menurut dia, laju
penguatan rupiah masih tertahan dipicu oleh permintaan dolar AS di dalam
negeri yang biasanya akan meningkat mendekati akhir bulan.
Sementara
itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
mengatakan bahwa laju rupiah mampu berbalik menguat sejalan dengan mata
uang euro setelah dirilisnya mengenai penilaian Jerman yang selamat dari
resesi, diharapkan berdampak positif pada negara di kawasan Eropa
lainnya.
"Kondisi itu dapat mendorong optimisme ekspor ke
negara-negara industri Eropa terutama negara-negara besar seperti
Jerman," katanya.
Secara teknikal, lanjut dia, meski rupiah masih
mencoba bertahan di area positif, namun masih membutuhkan sentimen kuat
lainnya untuk menjaga laju penguatannya.(MFD)
Rupiah Kamis Pagi Bergerak Menguat 14 Poin
Kamis, 27 November 2014 11:59 WIB