Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 91,43 juta dolar AS dari pengapalan hasil perikanan dan kelautan selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014, menurun 2,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 94,05 juta dolar AS.
"Perolehan devisa tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 21,69 persen dari total ekspor Bali mencapai 421,50 juta dolar AS," kata Kasi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Putu Sutaryana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, delapan dari belasan jenis hasil perikanan dan kelautan Pulau Dewata menembus pasaran mancanegara yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku.
Ikan tuna mampu menghasilkan devisa sebesar 63,47 juta dolar dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2014, meningkat tipis hanya 0,03 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 63,45 juta dolar AS.
Ikan tuna tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan dan kapal-kapal besar yang dioperasikan sejumlah perusahaan yang bermangkal di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, namun wilayah oprasionalnya di perairan Indonesia, khususnya Indonesia timur.
Putu Sutaryana menjelaskan, komoditas hasil perikanan lainnya yang menembus pasaran luar negeri adalah ikan lainnya sebesar 11,77 juta dolar AS, merosot 5,08 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya 12.40 juta dolar AS.
Selain itu juga ikan kerapu menghasilkan 8,15 juta dolar AS juga menurun 7,90 persen dibanding kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,85 juta dolar AS.
Demikian juga ekspor ikan hias hidup menghasilkan 2,71 juta dolar AS, ikan kakap 3,13 juta dolar AS, kepiting 87.156 dolar AS dan sirip ikan hiu 49.540,70 persen.
Dua jenis matadagangan lainnya yakni rumput laut dan ikan nener tidak lagi menembus pasaran ekspor, padahal tahun-tahun sebelumnya kedua jenis matadangangan itu cukup potensial.
Ikan dan udang hasil tangkapan nelayan Bali itu paling banyak diserap oleh pasaran Jepang yang mencapai 29,62 persen, menyusul pasaran Amerika Serikat 22,83 persen dan Thailand 16,57 persen.
Selain itu juga diserap oleh pasaran Singapura 1,27 persen, Australia 6,47 persen, Hong Kong 3,37 persen, Inggris 0,59 persen, Belanda 0,45 persen dan Perancis 0,37 persen.
Sedangkan 18,45 persen sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena ikan dan udang hasil tangkapan nelayan di perairan bebas itu mampu bersaing di pasaran luar negeri. (WDY)
Ekspor Perikanan Bali Capai 91,43 Juta Dolar
Rabu, 19 November 2014 12:24 WIB