Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Senin pagi naik 26 poin menjadi Rp12.174 per dolar AS
dibandingkan posisi terakhir pekan lalu di Rp12.200 per dolar AS.
"Mata uang rupiah bergerak menguat di tengah antisipasi kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, memberikan kesempatan bagi
mata uang domestik untuk berada di area positif," kata Kepala Riset
Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Ia menambahkan langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga
acuan (BI rate) juga masih menjadi sentimen positif bagi rupiah.
"Meski sifatnya spekulatif, pelaku pasar perlu juga perlu mengantisipasi potensi pembalikan arah," katanya.
Namun, menurut dia, penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS
masih dalam kisaran terbatas karena polemik di parlemen terkait dengan
rencana pemerintah untuk mengambil kebijakan kenaikan harga BBM
bersubsidi masih membayangi pergerakannya.
Selain itu, lanjut dia, penilaian fundamental ekonomi Indonesia
yang masih lemah juga dapat menjadi salah satu sentimen negatif bagi
laju rupiah.
Di sisi lain, ia menambahkan, belum jelasnya langkah pemerintah
Jepang untuk menunda kenaikan pajak penjualan membuat mata uang yen
Jepang cenderung melemah dan kondisi itu dapat memberi sentimen negatif
bagi nilai tukar mata uang negara-negara di kawasan Asia, termasuk
rupiah. (WDY)
Rupiah Menguat jadi Rp12.174 per Dolar
Senin, 17 November 2014 10:57 WIB