Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 31 poin menjadi
Rp11.994 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.025 per dolar AS.
"Sentimen dari eforia pemerintahan baru kembali menopang mata uang
rupiah untuk melanjutkan penguatan berada di bawah level Rp12.000 per
dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di
Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan bahwa pada pemerintahan baru ini, investor
mengharapkan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dapat terus berlanjut sehingga dapat
memberikan efek positif bagi pertumbuhan sektor lain.
"Berkembangnya infrastruktur akan mendorong investasi tumbuh di
dalam negeri sehingga perekonomian domestik akan terdorong," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, masih adanya spekulasi perlambatan
pertumbuhan global akan membuat bank sentral AS (the Fed) untuk menunda
waktu kenaikan suku bunganya masih membebani laju dolar AS terhadap
mayoritas mata uang dunia.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa eforia dari
situasi domestik masih menopang mata uang rupiah terhadap dolar AS meski
dibayangi proyeksi negatif dari produk domestik bruto (PDB) Tiongkok
yang melambat.
"Data PDB Tiongkok bisa menghadirkan tekanan pelemahan terhadap seluruh mata uang di Asia, termasuk rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pengumuman susunan kabinet pemerintahan
Joko Widodo-Jusuf Kalla juga masih ditunggu oleh investor.(WDY)
Rupiah Selasa Menguat Menjadi Rp11.994
Selasa, 21 Oktober 2014 13:36 WIB