PBB, Amerika Serikat (Antara Bali/AFP) - Dunia menghadapi lebih banyak
krisis-krisis sejak Perang Dunia II dan komunitas kemanusiaan tidak
dapat mengatasi jika dunia tak bertindak lebih cepat untuk menghentikan
konflik, kata seorang pejabat Uni Eropa Selasa memperingatkan.
Kristalina
Georgieva membuat keterangan tersebut di markas Perserikatan
Bangsa-Bangsa sehari setelah Amerika Serikat memperluas serangan
terhadap kelompok militan dari Irak hingga Suriah.
"Hari ini kita
punya satu jejak dari krisis-krisis di dunia yang lebih besar daripada
apa yang terjadi sejak Perang Dunia Kedua dan alasan utama untuk ini
ialah aksi itu diambil ketika sudah terlambat," kata Georgieva,
komisioner tanggap krisis dan bantuan kemanusiaan EU.
"Perhatian
lebih banyak diberikan kepada pencegahan konflik, konflik resolusi,
yakinkan bahwa kita bertindak sebelum perang sudah dalam kecepatan
penuh," kata dia kepada wartawan.
"Sebaliknya kita tidak akan dapat mengatasi konsekuensi dari krisis kemanusiaan yang didorong oleh konflik-konflik."
Komisioner
itu mengatakan dunia mengeluarkan lebih banyak uang untuk bantuan
kemanusiaan -- naik dari 2 miliar dolar AS pada 2000 hingga 17-18 miliar
dolar (sekitar Rp203,65 - Rp215,63 triliun) pada akhir tahun ini.
Tapi
tahun lalu sebanyak 450 petugas kemanusiaan terbunuh, diculik dan
dilukai dan Georgieva takut tahun depan terjadi rekor baru akibat skala
konflik.
"Kita akan jatuh lagi akibat peningkatan
kebutuhan-kebutuhan, bukan karena uang tidak meningkat, bukan karena
orang-orang tidak lagi mempertaruhkan nyawa, tetapi karena kebutuhan
naik lebih cepat daripada kapasitas kita mengatasinya," kata dia.
"Dan
jika sistem pemerintahan global tidak memfokuskan lagi pada pencegahan
konflik, konflik resolusi, saya ragu kita akan dapat menangani bahkan
jika kita bergerak lebih cepat."
Georgieva mengatakan nasib
kemanusiaan warga sipil di Irak dan Suriah secara dramatis memburuk
dalam beberapa bulan belakangan, dan terlalu pagi untuk menyampaikan
apakah serangan-serangan udara akan menekan jumlah orang yang terlantar.
"Kami
telah melihat skala angka orang terlantar di dalam Irak yang memerlukan
kemampuan komunitas kemanusiaan kita untuk mengatasi," kata dia.
Di
kawasan-kawasan yang dikuasai kelompok militan, barangkali terdapat
sekitar 500.000 orang yang terlantar dengan hampir tanpa bantuan, kata
komisioner itu. (WDY)
Ketua Bantuan EU: Dunia Sedang Hadapi Krisis Lebih Banyak Sejak PD II
Rabu, 24 September 2014 8:53 WIB