Tokyo (Antara Bali/AFP) – Dolar melemah di Asia pada Senin setelah sempat melonjak pekan lalu berkat petunjuk dari Federal Reserve yang mengindikasikan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan dan keputusan Skotalnadia untuk tidak memisahkan diri dari Inggris.
Dolar turun ke 108,70 yen (sekitar Rp 11.954,22), dari 108,99 yen (sekitar Rp11.986,11) di New York dan level tertinggi selama enam tahun di atas 109 yen di Tokyo sebelumnya pada Jumat.
Euro menguat ke 1,2863 dolar Amerika dan 139,87 yen atau setara dengan Rp15.387,49 dari 1,2832 dolar Amerika dan 139,84 yen atau setara dengan Rp15.350,41.
Pound naik ke 1,6354 dolar Amerika (sekitar Rp19.564,42) dibandingan dengan 1,6289 dolar Amerika (sekitar Rp19.486,66) di New York saat hasil referendum Skotlandia menurunkan kekhawatiran terkait dengan dampak ekonomi pemisahannya dari Inggris.
Momentum kenaikan dolar melonggar untuk saat ini setelah imbas hasil dari Departemen Keuangan AS menyusut pekan lalu, kata seorang dealer senior di bank besar Eropa di Tokyo.
“Dolar menemui banyak hambatan sebelum mencapai 110 yen (sekitar Rp10.999,56),†ujarnya kepada Dow Jones Newswires.
Namun Credit Agricole mengatakan minat para investor terhadap dolar akan kembali lebih cepat – saat Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga melebihi perkiraan awal ketika akhirnya meningkat, kemungkinan dimulai pada pertengahan 2015. (WDY)