Jakarta (Antara Bali) - Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Daerah
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo, menegaskan
bahwa Indonesia masih membutuhkan sumber dana tambahan untuk pembangunan
infrastruktur.
"Kita butuh alokasi dana yang fantastis untuk mencapai target
pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintahan pak Jokowi nanti. Maka
sangat penting untuk memiliki tambahan sumber dana baik dari investasi
dalam negeri maupun luar negeri," ujar Wahyu ketika dijumpai, di
Jakarta, Rabu sore.
Wahyu menjelaskan bahwa pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf
Kalla, ada target pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7 persen, sehingga
menurut Wahyu Indonesia masih membutuhkan alokasi dana yang sangat
besar.
"Pada saat ini anggaran pembangunan infrastruktur adalah senilai 330 dolar AS," terang Wahyu.
Indonesia sendiri mencatat pertumbuhan 16,4 persen pada kuartal kedua di 2014.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi
asing dari Asia Tenggara mencapai Rp116,2 triliun, sementara Singapura
telah menyumbang sebesar 112,8 juta dolar AS. Sedangkan dari Eropa dan
Inggris menanamkan investasi di Indonesia senilai 401,5 juta dolar AS.
Wahyu kemudian menambahkan bahwa kondisi Indonesia yang mengalami
defisit di bidang pembangunan infrastruktur konstruksi, sesungguhnya
menjadi kesempatan bagi sektor swasta untuk bekerja sama dengan
pemerintah.
"Mulai 2015 tahap pembangunan infrastruktur akan dimulai dari
bagaimana mengintegrasikan infrastruktur antarnegara tetangga," kata
Wahyu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Fasilitasi Promosi Daerah BKPM,
Endang Aloysia, menyebutkan bahwa iklim investasi asing harus terus
dijaga demi meningkatkan aliran investasi asing.
"Terdapat dua elemen utama untuk iklim investasi yang baik, yakni
infrastruktur dan regulasi yang mendukung," pungkas Endang. (WDY)
Indonesia Butuh Tambahan Sumber Dana Infrastruktur
Kamis, 18 September 2014 15:47 WIB