Negara (Antara Bali) - Ratusan keluarga di Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana krisis air bersih, sehingga terpaksa menggunakan air dari saluran irigasi untuk kebutuhan sehari-hari.
"Krisis air bersih ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu. Kami sebenarnya langganan air dari PDAM, tapi sangat jarang mengalir," kata Agung Bagus Dwijana, salah seorang warga, Minggu.
Menurutnya, untuk mengambil air di saluran irigasi, warga di dua dusun yaitu Dusun Kaleran dan Wali, harus berjalan hingga lima kilometer, melalui medan yang terjal.
Karena mengambil air dari saluran irigasi, untuk kebutuhan minum dan memasak, warga biasanya mengambil pada pagi hari, saat saluran irigasi tersebut belum digunakan untuk mandi dan mencuci.
Nyoman Arsana, warga lainnya mengatakan, krisis air ini membuat warga sangat kesulitan, karena harus bolak-balik mengangkut air dari saluran irigasi tersebut.
"Setiap hari saya bisa bolak-balik sampai sepuluh kali mengangkut air. Mau beli air mineral untuk keperluan minum dan masak, biayanya terlalu mahal," katanya.
Kepala Desa atau Perbekel Yehembang, I Made Semadi saat dikonfirmasi mengatakan, krisis air bersih ini merupakan imbas dari kemarau panjang belakangan ini.
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di Dusun Kaleran dan Wali, pihaknya sudah mengajukan proposal ke Pemkab Jembrana maupun PDAM untuk membuat penampungan air di dekat dusun tersebut.(GBI)
Ratusan Keluarga Krisis Air Bersih
Minggu, 27 Oktober 2013 15:47 WIB