Denpasar (Antara Bali) - Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo menilai pengadopsian nilai budaya dan kearifan lokal telah mampu mempercepat reformasi birokrasi di Tanah Air.
"Kami pikir banyak sekali nilai kearifan lokal dalam setiap daerah, apalagi di Bali tidak sedikit nilai yang bisa menjadi semacam inspirasi dan prinsip di dalam birokrasi kita," katanya di sela-sela membuka Seminar Internasional Reformasi Birokrasi di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, pentingnya penggunaan pendekatan budaya itu tidak terlepas karena secara teori dan praktik, reformasi birokrasi mencakup dua dimensi yakni reformasi struktur dan reformasi budaya.
"Reformasi struktur menyangkut proses, mekanisme dan sebagainya. Sedangkan reformasi budaya terkait diantaranya mental dan perilaku," ucapnya pada seminar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Denpasar bekerja sama dengan Universitas Udayana itu.
Ia menyampaikan berdasarkan hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia seperti Bali, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, budaya terbukti telah mampu mendorong pertumbuhan demokrasi dan reformasi birokrasi.
"Tetapi memang dampak yang sekarang ini timbul bahwa kuatnya intervensi politik di tingkat lokal turut memengaruhi budaya dan digunakan oleh kepentingan politik parsial," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap nilai budaya dapat menjadi kepentingan politik bersama sehingga mampu mendongkrak budaya dalam birokrasi.
Ia mencontohkan di Kota Denpasar yang menjadikan nilai budaya "sewaka dharma" sebagai filosofi dasar dalam pelayanan. Baginya filosofi ini sangat bagus dengan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kewajiban.
"Jika kesadaran untuk melayani ini bisa diinternalisasikan kepada pejabat dan birokrat, maka reformasi birokrasi akan berjalan sangat cepat," kata Eko. (LHS)
Budaya Lokal Percepat Reformasi Birokrasi
Rabu, 20 Februari 2013 12:48 WIB