Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar
bank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi
Rp13.343, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.328 per dolar AS.
"Pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS bersamaan dengan kurs
di kawasan Asia menjelang rilis notulensi pertemuan Komite Pasar
Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, kata Ekonom Samuel Sekuritas
Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa notulensi pertemuan FOMC akan memberikan
petunjuk tambahan bagi investor mengenai kenaikan suku bunga AS. Seraya
menunggu kepastian kebijakan fiskal Presiden AS Donald Trump, dolar AS
diperkirakan stabil dengan kecenderungan naik.
"Di sisi lain, isu geopolitik yang memanas di Uni Eropa juga meningkatkan permintaan dolar AS," katanya.
Selain faktor global, ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar uang
juga masih tertuju pada angka inflasi Februari 2017 serta dinamika
politik dalam negeri mengenai pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI
Jakarta.
"Ekspektasi kenaikan inflasi dan meningkatnya ketidakpastian
politik di tengah Pilkada membuat ruang penguatan rupiah menjadi
tertahan," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa likuiditas dolar AS masih
datang dari surplus neraca perdagangan Indonesia yang naik sehingga
mencegah pelemahan rupiah terhadap dolar AS lebih dalam.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa
sentimen positif dari dalam negeri yang cenderung masih minim
diperkirakan masih akan menahan laju mata uang rupiah untuk
terapresiasi.
"Pelaku pasar diharapkan juga terus mencermati pergerakan sejumlah
mata uang di kawasan Asia terhadap laju dolar AS dan data-data ekonomi
lainnya sehingga pelaku pasar dapat mengambil keputusan tepat dalam
berinvestasi di aset berdenominasi rupiah," katanya.(WDY)
Rupiah Rabu Melemah Menjadi Rp13.343 per Dolar AS
Rabu, 22 Februari 2017 15:06 WIB