Jakarta (Antara Bali) - Presiden BakJoko Widodo mengkhawatirkan realisasi
laju inflasi pada 2017 akan lebih besar dibanding 2016 yang mencapai
3,02 persen.
"Saya khawatir tahun ini kalau kita tidak hati-hati, kita tidak bisa
mempertahankan di angka 3-3,5 persen," kata Presiden Jokowi ketika
membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2017 di Istana Negara
Jakarta, Selasa.
Ia meminta kementerian Perdagangan agar terus memantau ketersediaan
bahan-bahan pokok sehingga harga-harga bisa dikendalikan.
"Sekali lagi, agar angka inflasi yang 3,02 persen betul-betul terus dilihat," ujar Presiden Jokowi.
Meskipun APBN 2017 menetapkan asumsi inflasi sebesar 4,0 persen
namun Presiden Jokowi menginginkan agar inflasi 2017 lebih rendah dari
2016.
"Target saya harus selalu turun-turun terus karena di negara-negara
yang sudah stabil, inflasi paling 0 koma sampai satu persen, masa kita
yang dulu-dulu sampai 8-9 persen, bahkan lebih, ini harus dikendalikan,"
ucap Jokow, menegaskani.
Ia meminta Kementerian Perdagangan terus melakukan tugasnya terkait dengan urusan stok barang, terutama bahan-bahan pokok.
"Tolong dari hari ke hari, jam ke jam dan detik ke detik dipantau terus," katanya.
Ia meminta Kemendag membangun sistem aplikasi pemantauan harga dari
daerah hingga pusat. "Buat aplikasi itu murah, hanya jutaan, nggak
sampai miliaran rupiah, itu untuk menghimpun informasi harga-harga dari
daerah sampai ke pusat," tutur Jokowi.
Menurut dia, dengan adanya sistem pemantauan harga maka gejolak harga dapat diantisipasi beberapa bulan sebelumnya.
"Kalau ada gejolak, sebulan dua bulan sebelumnya sudah bisa kita
prediksi, bisa diantisipasi, tidak setelah kejadian baru grobyakan,
pontang-panting karena nanti yang namamnya stok akan menyangkut
stabilitas harga," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga meminta para pegawai Kemendag bekerja dengan kalkulasi yang rinci.
"Saya ingatkan agar bekerja dengan kalkulasi, rinci, tidak teoritis di dalam kantor, detil, terhitung," katanya. (WDY)
Presiden Jokowi Khawatirkan Inflasi Lebihi 3,0-3,5 Persen
Selasa, 21 Februari 2017 16:14 WIB